Sabtu, 13 April 2013

Kopi Secangkir Online-nya 3 Jam Lebih

Kopi Cangkir
Secangkir kopi sejuta karya
Saya sebenarnya bukan penggila kopi, tapi kalau dikatakan suka, saya suka kopi. Mungkin kesukaan ini diwariskan oleh mbah saya, beliau saya anggap maniak kopi, bagaimana tidak, pagi hari sebuah mug kaleng besar (saking besarnya.... saya sebut ember) yang berisi minuman pahit ini pasti sudah tersaji dan siap diseruput. Habis sarapan beliau ndak minum air putih, tapi minum sisa kopi tadi, begitu pula sehabis makan siang, kopi sisa ini yang sudah dingin, kata beliau enaknya ndak ketulungan.

Yang saya rindukan dari beliau sampai saat ini adalah ketika sore hari, beliau bikin kopi lagi, namun hanya secangkir dan ritual ini biasanya diselingi dengan cerita beliau yang warna-warni, bicara sejarah dan pengalaman di masa mudanya, terlihat kebanggaan dan kepuasan di wajah keriputnya saat itu.

Menyesap secangkir kopi ditemani jajanan seperti pisang goreng, tempe goreng atau roti bakar bagi sebagian orang merupakan kenikmatan tersendiri di sela rutinitas pekerjaan yang seabrek setiap harinya, selain aroma minuman hitam legam pekat ini memang berasa sedap dan harum, juga dipercaya menghilangkan kantuk dan sahabat yang setia bagi perokok.

Nasib kopi tak sepahit rasanya, kebalikannya kopi jadi primadona di mana-mana, laris manis. Lihat saja, di mal-mal, di pinggir jalanan, di pojok gang banyak bermunculan kedai-kedai kopi. Kita tentu familier dengan Starbuck, Coffee Bean dan sederet nama kedai terkenal lainnya.

Tak terkecuali di kota kecil seperti Lamongan, hanya saja ndak sementereng nama-nama asing itu, di sini hanya ada warkop atau warung kopi. Kota soto dibanjiri berliter-liter air kopi setiap harinya, ini tak lepas dengan semakin menjamurnya warung kopi di setiap sisi kota ini, pasar-pasar, pojok perempatan dan tempat strategis lainnya, ndak peduli sewa lahannya semakin mahal, bahkan katanya melebihi harga sewa lahan sebuah waralaba ayam goreng asing di depan Plaza Lamongan.

Dulu mungkin cukup sewa lahan yang strategis, dengan nama yang ndak wajar, aneh dan keren serta penampilan warung kopi didesain semenarik mungkin akan membuat penggemar kopi selalu setia datang, tapi sekarang dengan persaingan yang semakin ketat, TV besar di atas 32 inci untuk menarik penggemar bola ketika ada siaran langsung pertandingan dan jaringan WiFi yang cepat serta tersedianya koran menjadi syarat wajib untuk tetap eksis dibanjiri para pelanggan baik penikmat kopi, penggemar bola maupun petualang dunia maya.

Warung kopi bukan sekedar tempat nongkrong para pecinta kopi, tapi juga tempat rame-rame penggemar bola meluapkan kegembiraan menonton tim kesayangannya, dan tempat wajib bagi para pecinta dunia maya. Dari pada ngopi tapi manyun kesepian di rumah, dari pada nonton bola sendirian, dari pada datang ke warnet, lebih baik nongkrong di warkop lebih rame, lebih hidup dan lebih murah, di samping pula dapat info gratis dari koran dan menambah pertemanan.

Cukup secangkir kopi dan tiga potong gorengan menemani saya selama lebih dari tiga jam, tak lebih 3000 rupiah keluar dari kantong saya untuk ngobrol dengan sobat di facebook sambil merangkai tulisan ini lewat laptop warna pink keluaran tahun 2008 sampai kelar.... "kopi secangkir online 3 jam".

Selamat hari sabtu, selamat menyesap dan menyeruput kopi anda....

kopi secangkir tapi online 3 jam lebih
Kopi secangkir online-nya 3 jam lebih

tv, koran dan wifi jadi syarat ramainya warkop
Menikmati secangkir kopi, tiga potong gorengan, baca berita terkini dan tetap bisa online

Silahkan dibaca juga:

12 komentar:

  1. Wah, cangkir kopi saya sudah kosong, padahal baru satu jam online. Nambah lagi gak, ya?

    BalasHapus
  2. kalau satu cangkir saja bisa online 3 jam lebih, bagaimana dengan simbah mas Imam. :D

    Jadi,

    Satu 'ember' kopi sudah online berapa jam? (nah, kalau dulu sudah ada online belum tuh ? )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbah saya itu pekerjaannya di rumah, pekerjaannya pembuat kasur kapuk, beliau ini sebenarnya mbah buyut saya, tapi karena ibu saya dari kecil diasuh oleh beliau, saya manggilnya mbah.

      biasanya satu mug..eh ember itu, habis saat dia selesai bekerja sekitar jam 3 sore...dan herannya beliau ndak minum air lagi selain seember kopi ini dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore itu..setelah mandi bikin kopi lagi tapi secangkir saja sekalian makan malam...(habis makan pagi, sore, malam minumnya ya kopi) 'jian eidyan'...sudah 15 tahun lebih beliau telah menghadap Sang Penciptanya, saat saya masih SMA...Waaalah kepanjangan ya ceritanya?

      Hapus
  3. kopi adalah teman setia yang ngga rewel dan bikin boring saat kita sedang fokus, hidup kopi

    BalasHapus
  4. Secangkir kopi kerap kali menjadi teman setia dikala diam dalam suntuk, berpikir dalam berkarya, bersenda gurau dalam gembira. Mantap!

    BalasHapus
  5. Saya juga bukan penggila kopi, tapi suka minum kopi, apalagi kalau kopinya kental.
    Tapi kalau satu cangkir kopi bertahan 3 jam lebih pasti sudah dingin, di sruput kurang mantab hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagi mbah saya dan sebagian orang, kopi yang sudah dingin malah tambah uenak'e mas Sukadi :)

      Hapus
  6. enak banget ngopi sambil online

    BalasHapus
    Balasan
    1. enaknya ndak ketulungan, ko...
      ayo gabung, silahkan diseruput...monggo

      Hapus

Komentar saja ndak usah bayar, silahkan...monggo