Selasa, 11 Maret 2014

Sisa Sejarah Sedayulawas

Sedayulawas hanyalah sebuah desa di Kabupaten Lamongan, tak banyak orang mengetahui bahwa desa ini dulunya adalah sebuah pusat pemerintahan dan perdagangan di masa lalu yang banyak disebut dalam riwayat sejarah. Sedayulawas sendiri kalau diartikan secara harfiah adalah Sedayu lama, Sedayu Tua, Old Sedayu.

Nama Sedayu disebut dalam catatan sejarah dinasti Yuan pada tahun 1293 sebagai tempat berlabuhnya sebagian tentara Tartar dari China-Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menaklukan Jawa dan tercatat dalam rekaman perjalanan rombongan pelaut Belanda pada tahun 1596 sebagai tempat terbunuhnya 12 awak kapal anak buah Cornelius de Houtman ketika pertama datang ke Nusantara.

Tapi banyak ahli sejarah yang keliru menganggap bahwa Sedayu yang tercatat dalam peristiwa sejarah tersebut adalah Sedayu yang berada di wilayah Kabupaten Gresik sekarang, padahal Sedayu adalah daerah baru pada zaman Mataram Islam, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa ada hubungan historis antara Sedayu dan Sedayu Lawas di masa lalu.

Peta Jawa tahun 1752 di bawah ini masih menunjukkan bahwa pusat kota Sedayu (Sedayulawas) berada di dekat Tuban, sebelum Belanda memindah pusat pemerintahan Kadipaten Sedayu ke arah timur (Sedayu, Gresik), dan akhirnya di awal abad ke-20 kota lama Sedayu (Sedayulawas) dijadikan bagian dari Kabupaten Lamongan.

Peta Jawa tahun 1752 (sumber: davidrumsey.com)
Kamus tahun 1862 yang di tulis oleh Jonathan Rigg dan ditebitkan oleh “Verhandelingen van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten En Wetenschappen” atau dalam bahasa Indonesia “Masyarakat Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia” vol.29 hal.446 menyebutkan:

“Sidayu, sebuah kabupaten di sudut timur utara Jawa, di pintu masuk selat Madura. Kota Sidayu kini berada dekat selat Madura, tetapi Sidayu tua, yang disebut Sidayu Lawas, menghadap laut Jawa, dan berada sekitar 153 pal dari Semarang, dan kira-kira 25 Pal ke barat dari pusat kota baru (Sidayu, Gresik). Asal kata Sidayu mungkin dapat ditelusuri dari kata Dayuh (Bahasa Jawa), yang berarti Orang Asing, Pengunjung, Tamu, dan dengan demikian diartikan Daerah Orang Asing, sedangkan kata Si adalah sebuah awalan yang umum dipakai. Ketika Belanda pertama kali mengunjungi Jawa pada tahun 1596, mereka menemukan Sidayu lawas sebagai tempat perdagangan dengan Maluku, tetapi sekarang Sidayu Lawas (Lamongan) hanyalah sebuah desa di Jawa”.

Silahkan dibaca juga:

14 komentar:

  1. Share smua wilayah Jatim yang jarang di Expos gan....mengingatkan qita akan sejarah zaman dahulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, saya bukan ahli sejarah...saya tulis masalah ini karena sedayulawas adalah kampung halaman saya mas

      Hapus
    2. Bagus ulasannnya..saya sedikit tertarik dengannsedayublawas karena kakek saya asalnya dari sedayu lawas tapi sayang saya tidak bisa mencari siapa saja famili2 saya d sana karena kakek saya sudah meninggal dan tidak mau pulang ke sedayu lawas..ingin padahal saya bs tau keluarga saya darinkakek yg d sedayu lawas..tapi saya bingung harus memulai dari mana..

      Hapus
    3. Simbah sy orang sedayu lawas. Tp beliau tidak pernah pulang, sampai meninggal pun tidak pernah pulng.saya ingin tau sebenarnya ap maaih ad saudara jauh saya d sedayu lawas

      Hapus
  2. bagus sekali mas tulisannya. smoga bisa menggali lagi sejarah di kec. brondong. makasih infonya mas.

    BalasHapus
  3. Persis apa yg baru saya dapatkan dari cerita pk mazar,lanjutkan artikelnya kawan

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. MAU NGUNDUH KOK NGGAK BISA YA. PIYE MAS CARANE H H H H H H

    BalasHapus
  6. Saya penasaran dengan nama2 raja sedayulawas

    BalasHapus
  7. Terimakasih saya asli sedayulawas dan sangat tertarik dg cerita anda

    BalasHapus

Komentar saja ndak usah bayar, silahkan...monggo