Karena ada acara pengajian plus arisan bulanan, kebetulan untuk bulan ini istri saya yang harus jadi tuan rumah setelah bulan kemarin dapat undian arisan, Jadi pagi harinya istri saya yang memang libur setiap hari Jumat sejak pagi sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk perhelatan siang setelah jumatan.
Yang utama adalah mencari makanan yang akan disuguhkan ke para peserta pengajian tersebut, kalau menu utama dan snacknya sih sudah pesen ke orang, yang belum camilan seperti kacang rebus, kentang jawa (kentang hitam, apa namanya ya?), kelapa untuk bikin agar-agar santan dan buah-buahan. Maka sekitar jam lima sehabis subuh saya mengantar istri berbelanja ke Pasar Sidoharjo, Lamongan. Tak butuh waktu lama untuk sampai di sana karena memang jarak rumah saya dengan pasar ini cuma sekitar dua setengah kilometer.
Sebenarnya sudah beberapa kali saya ke pasar ini, apalagi memang ini termasuk rute perjalanan saya ke kantor setiap harinya (cuma lewat...), sampai ke pasar langsung memarkir sepeda motor di tempat parkir yang memang disediakan memanjang di depan pasar (bertanya di dalam hati,"berapa ya pendapatan pemda dari area parkir ini?, biaya parkir berlangganan setiap bayar pajak kendaraan buat apa?", cuma kepikiran saja ndak ada maksud lain, maklum saya ini wong ndeso yang butuh penjelasan setiap ada persoalan), saya pernah nanya ke salah satu teman, apa jawabnya "Sampeyan'kan udah dapat stiker, bagus toh stikernya?", Di tempat parkir pasar ini memang bukan area parkir berlangganan, tapi ketika saya memarkir di area parkir berlangganan, sama juga saya tetep harus bayar sama tukang parkir. Lha terus lagi umpama saya orang Lamongan yang ndueso (jauh dari pusat kota lamongan) yang nggak pernah memarkir kendaraan di area parkir berlangganan, uang yang saya bayarkan setiap tahunnya itu buat apa? dua puluh ribu rupiah kali berapa jumlah kendaraan di lamongan? cek sendiri saja ke samsat. Nuwun sewu bapak-bapak, kulo namung tangklet, angsal nopo mboten? kulo niki lare ndeso.
Terus acara jalan-jalan di pasarnya gimana?, ya gitu kami masuk pasar terus berbelanja barang-barang yang telah saya sebutkan tadi, ini dia oleh-olehnya:
(bertanya di dalam hati, "berapa ya pendapatan pemda dari area parkir ini?, biaya parkir berlangganan setiap bayar pajak kendaraan buat apa?",cuma kepikiran saja ndak ada maksud lain, maklum saya ini wong ndeso yang butuh penjelasan setiap ada persoalan) <----saya suka yang ini.
BalasHapuswaah bener mas, nggak ada gunanya parkir berlangganan, lha wong setiap parkir di manapun, walaupun ada rambu tanda area parkir berlangganan, tetep saja ada yang narik uang parkir.... terus lagi orang pelosok, yang ndak pernah ke kota...piye iki? mosok cuma dapat stiker doang?
Hapus