Memperhatikan berita di media beberapa waktu yang lalu mengenai kejadian kekerasan berkenaan dengan penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polisi atau TNI maupun kalangan sipil. Saya jadi ingat sebaris lirik lagunya Slank yang berjudul Piss, ....Memangnya di sini Texas di abad sembilan belas, yang berisi koboi-kobi mabok, liar dan hukum ditonjok...
Membaca data yang dipaparkan Jawa Pos, Rabu 9 Mei 2012 bahwa lebih dari 18 ribu senjata api resmi beredar di masyarakat dan lebih dari 3 ribu pucuk di antaranya adalah senjata pembunuh. Kalau berbicara dasar hukumnya memang negara dan pemerintah memberikan kesempatan masyarakat sipil dengan profesi tertentu untuk mempunyai senjata api, melalui UU Kepolisian No. 20 Tahun 2002 dan PERPPU No. 20 Tahun 1960 serta dijabarkan dengan Surat Keputusan (Skep) Kapolri nomor SKEP/82/II/2004. Di antara profesi yang diijinkan adalah pemimpin perusahaan, pejabat tinggi negara, purnawirawan, dokter hingga pengacara.
Alasan Polri memberikan ijin terhadap profesi tertentu adalah karena perlindungan diri, tapi kalau dipikir lagi hal ini tentu bisa memberikan anggapan bahwa Polisi tidak mampu memberikan perlindungan terhadap keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Dalam banyak kasus yang terjadi akhir-akhir ini bahwa penggunaan senjata api hanya sebagai gagah-gagahan dan cenderung menjadi arogansi bagi pemakainya, bagaimana bisa karena alasan menyerempet mobil dinasnya, seorang anggota TNI mengacungkan senjata api ke seorang pengendara motor, atau seorang pemimpin sebuah perusahaan menodongkan pistol ke seorang pegawai restoran, berang lantaran dalam tagihan senilai Rp 4,2 juta yang diserahkan kepadanya ada menu-menu yang tidak ia pesan, seperti tanggapan Jawa Pos dalam editorialnya "Tagihan membengkak, Pistol menyalak"......emang dasar koboi.
Tentu saja dua peristiwa tadi sudah diproses di intern TNI dan kepolisian, kami sebagai masyarakat yang ingin kedamaian di negeri ini hanya berharap kasus-kasus ini diselesaikan tanpa pandang bulu dan pelakunya dijatuhi hukuman yang setimpal sehingga memberikan efek jera, dan yang paling utama adalah citra TNI dan Polri harus dipulihkan.
Di sini kan Indonesia, orangnya saling percaya, ini bukan di texas abad sembilan belas yang berisi koboi-koboi mabok atau sicilia yang budayanya saling curiga (kata slank). PISS....
Membaca data yang dipaparkan Jawa Pos, Rabu 9 Mei 2012 bahwa lebih dari 18 ribu senjata api resmi beredar di masyarakat dan lebih dari 3 ribu pucuk di antaranya adalah senjata pembunuh. Kalau berbicara dasar hukumnya memang negara dan pemerintah memberikan kesempatan masyarakat sipil dengan profesi tertentu untuk mempunyai senjata api, melalui UU Kepolisian No. 20 Tahun 2002 dan PERPPU No. 20 Tahun 1960 serta dijabarkan dengan Surat Keputusan (Skep) Kapolri nomor SKEP/82/II/2004. Di antara profesi yang diijinkan adalah pemimpin perusahaan, pejabat tinggi negara, purnawirawan, dokter hingga pengacara.
Alasan Polri memberikan ijin terhadap profesi tertentu adalah karena perlindungan diri, tapi kalau dipikir lagi hal ini tentu bisa memberikan anggapan bahwa Polisi tidak mampu memberikan perlindungan terhadap keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Dalam banyak kasus yang terjadi akhir-akhir ini bahwa penggunaan senjata api hanya sebagai gagah-gagahan dan cenderung menjadi arogansi bagi pemakainya, bagaimana bisa karena alasan menyerempet mobil dinasnya, seorang anggota TNI mengacungkan senjata api ke seorang pengendara motor, atau seorang pemimpin sebuah perusahaan menodongkan pistol ke seorang pegawai restoran, berang lantaran dalam tagihan senilai Rp 4,2 juta yang diserahkan kepadanya ada menu-menu yang tidak ia pesan, seperti tanggapan Jawa Pos dalam editorialnya "Tagihan membengkak, Pistol menyalak"......emang dasar koboi.
Tentu saja dua peristiwa tadi sudah diproses di intern TNI dan kepolisian, kami sebagai masyarakat yang ingin kedamaian di negeri ini hanya berharap kasus-kasus ini diselesaikan tanpa pandang bulu dan pelakunya dijatuhi hukuman yang setimpal sehingga memberikan efek jera, dan yang paling utama adalah citra TNI dan Polri harus dipulihkan.
Di sini kan Indonesia, orangnya saling percaya, ini bukan di texas abad sembilan belas yang berisi koboi-koboi mabok atau sicilia yang budayanya saling curiga (kata slank). PISS....
Tidak ada komentar:
Menerima Sumbangan Komentar
Komentar saja ndak usah bayar, silahkan...monggo